Berbahaya, Rencana Pemerintah Melonggarkan Pembatasan Sosial*)

Minggu, 10 Mei 2020 07:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemerintah berencana menghidupkan kembali sentra-sentra bisnis yang masih bisa beroperasi di tengah pandemi Covid-19. Niat pemerintah ini dikemukakan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan KeamananMahfud Md. pekan lalu. Rencana ini dinilai terlalu dini. Pemerintah tak ubahnya seperti bermain api jika merealisasi niat melonggarkan pembatasan sosial. Langkah yang lebih tepat saat ini adalah menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai.

*)Naskah ini diangkat dari Opini di Majalah Tempo

TERLALU dini bagi pemerintah untuk melonggarkan pembatasan sosial berskalabesar (PSBB), terutama di pusat-pusat ekonomi. Pemerintah akan menghidupkan kembali sentra-sentra bisnis yang masih bisa beroperasi di tengah pandemi Covid-19. Niat pemerintah ini dikemukakan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan KeamananMahfud Md. pekan lalu.

Pemerintah tampaknya melihat kondisi ekonomi, terutama di level menengah ke bawah yang benar-benar menderita, perlu segera dibantu. Belum lagi penderitaan puluhan ribu pekerja yang dirumahkan atau terkena pemutusan hubungan kerja, termasuk para pengemudi angkutan online yang kehilangan konsumen. Bantuan langsung tunai jelas tak akan banyak menolong karena angkanya yang masif. Pelonggaran pembatasan mungkin lebih bisa membantu mereka bangkit.

Tidak ada yang salah dengan pertimbangan tersebut. Namun tetap harus diingat bahwa penerapan pembatasan sosial berskala besar tidaklah didasarkan pada pertimbangan ekonomi atau bisnis, melainkan kesehatan. Parameternya jelas: penambahan jumlah pasien dalam pengawasan, jumlah penderita positif corona, jumlah kematian, dan jumlah yang sembuh, serta pola sebaran dan penularannya. Jika trennya menurun, pelonggaran bisa dipertimbangkan.Itulah sebabnya, data yang menyeluruh dan konsisten menjadi sangat penting. Apa yang terjadi di Jakarta bisa dijadikan contoh. Sampai 21 April 2020, muncul optimisme yang luar biasa karena penambahan jumlah kasus positif corona menurun dan kurvanya cenderung melandai. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mulai berbicara tentang pengakhiran PSBB. Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19Doni Monardo bahkan mengatakan bahwa wabah Covid-19 akan berakhir pada Juni.

Terlebih PSBB di Jabodetabek, kawasan episentrum Covid-19, ternyata tidak dijalankan dengan optimal. Hasil kajian Centre for Strategic and International Studies bersama Facebook dengan memanfaatkan Facebook Disease Prevention Map menunjukkan bahwa mobilitas orang masih cukup tinggi sejak PSBB diberlakukan pada 10 April lalu. Peta itu menyediakan data pergerakan pengguna Facebook yang mengaktifkan Facebook dan fitur Sistem Pemosisi Global (GPS) di gawainya. Salah satu yang mobilitasnya cukup tinggi adalah jalur Bekasi Barat-Jakarta.

Pemerintah tak ubahnya seperti bermain api jika merealisasi niat melonggarkan pembatasan sosial. Langkah yang lebih tepat saat ini adalah menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai. Selain itu, pemerintah sebaiknya memperbaiki data penerima bantuan. Selama sebulan pertama ini, banyak bantuan yang salah sasaran. Jika kondisi ini terus berlanjut, tujuan pemberian bantuan tidak akan terpenuhi. Indonesia akan makin jauh dari pengakhiran dampak pandemi Covid-19.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indonesiana

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Peluang Timnas Indonesia Setelah Kalah dari Irak

Selasa, 16 Januari 2024 12:49 WIB
img-content

Defisit Infrastruktur Air Minum

Rabu, 3 Januari 2024 16:40 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Pilihan Editor

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pilihan Editor

Lihat semua